BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Persoalan pendidikan merupakan persoalan
yang pelik, namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan tugas negara
yang sangat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha
memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia, tentu mengatakan bahwa pendidikan
merupakan kunci, dan tanpa kunci itu usaha mereka akan gagal.
Di negara berkembang adopsi sistem
pendidikan dari luar sering kali mengalami kesulitan untuk berkembang. Cara dan
sistem pendidikan yang ada sering kali menjadi sasaran kritik dan kecaman
karena seluruh daya guna sistem pendidikan tersebut diragukan. Generasi muda
banyak yang memberontak terhadap metode-metode dan sistem pendidikan yang ada.
Tantangan dunia pendidikan ke depan
adalah mewujudkan proses demokratisasi belajar. Suatu proses pendemokrasian
yang mencerminkan bahwa belajar adalah atas prakarsa anak. Salah satu prasyarat
terwujudnya masyarakat belajar yang demokratis adalah adanya pengemasan
pembelajaran yang beragam dengan cara menghapuskan penyeragaman kurikulum,
strategi pembelajaran, bahan ajar dan evaluasi belajar.
Para pendidik perlu menyadari akan
pentingnya pemahaman terhadap hakikat belajar dan pembelajaran. Terdapat
berbagai teori yang menjadi pedoman para pengajar agar dapat mengarahkan
siswanya untuk dapat belajar dengan hasil yang optimal.
Teori adalah interprestasi sistem atas
sebuah bidang pengetahuan . Sebuah teori pembelajaran biasanya memiliki fungsi
yang berbeda namun saling terkait dengan erat. Teori pembelajaran adalah
pendekatan terhadap suatu bidang ilmu pengetahuan. Teori belajar berupaya untuk
meringkas sekumpulan besar pengetahuan mengenai hukum-hukum pembelajaran ke
dalam ruang yang cukup kecil. Pembelajaran secara kreatif berupaya menjelaskan
apa itu pembelajaran dan mengapa pembelajaran berlangsung seperti adanya
Perilaku individu mencakup segala
pernyataan hidup, betapa banyak kata yang harus dipergunakan untuk
mendeskripsikannya. Untuk keperluan studi tentang perilaku kiranya perlu ada
sistematika pengelompokan berdasarkan kerangka berfikir tertentu (taksonomi).
Dalam konteks pendidikan, Bloom mengungkapkan tiga kawasan (domain) perilaku
individu beserta sub kawasan dari masing-masing kawasan, yakni : (1) kawasan
kognitif; (2) kawasan afektif; dan (3) kawasan psikomotor. Taksonomi perilaku
di atas menjadi rujukan penting dalam proses pendidikan, terutama kaitannya
dengan usaha dan hasil pendidikan. Segenap usaha pendidikan seyogyanya
diarahkan untuk terjadinya perubahan perilaku peserta didik secara menyeluruh, dengan
mencakup semua kawasan perilaku.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
teori belajar menurut Benjamin S. Bloom ?
2. Apa
saja kawasan taksonomi Bloom?
3. Membahas
mengenai apa saja kawasan taksonomi Bloom itu?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui teori belajar Bloom.
2. Mengetahui
pembagian kawasan taksonomi Bloom.
3. Mengatahui
serta memahami mengenai kawasan taksonomi Bloom.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TEORI BELAJAR MENURUT BLOOM
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini,
tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan)
dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci
berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan
dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif),
yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Affective Domain (Ranah Afektif)
berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan
cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor Domain (Ranah
Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik
seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga
domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa.
Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
B.
PEMBAGIAN KAWASAN TAKSONOMI BLOOM
1.
Kawasan Kognitif
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan.
Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama berupa adalah Pengetahuan
(kategori 1) dan bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual
(kategori 2-6)
Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau
berfikir/nalar terdiri dari :
a. Pengetahuan (knowledge)
Berisikan kemampuan untuk mengenali
dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan,
metodologi, prinsip dasar, dsb. Pengetahuan merupakan aspek kognitif
yang paling rendah tetapi paling mendasar. Dengan pengetahuan individu dapat
mengenal dan mengingat kembali suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi,
nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, atau kesimpulan. Dilihat dari
objek yang diketahui (isi) pengetahuan dapat digolongkan sebagai berikut :
Ø Mengetahui sesuatu secara khusus :
v Mengetahui terminologi yaitu berhubungan dengan mengenal atau mengingat
kembali istilah atau konsep tertentu yang dinyatakan dalam bentuk simbol, baik
berbentuk verbal maupun non verbal.
v Mengetahui fakta tertentu yaitu mengenal atau mengingat kembali tanggal,
peristiwa, orang tempat, sumber informasi, kejadian masa lalu, kebudayaan
masyarakat tertentu, dan ciri-ciri yang tampak dari keadaan alam tertentu.
Ø Mengetahui tentang cara untuk
memproses atau melakukan sesuatu:
v Mengetahui kebiasaan atau cara mengetengahkan ide atau pengalaman
v Mengetahui urutan dan kecenderungan yaitu proses, arah dan gerakan
suatu gejala atau fenomena pada waktu yang berkaitan.
v Mengetahui penggolongan atau pengkategorisasian. Mengetahui kelas,
kelompok, perangkat atau susunan yang digunakan
di dalam bidang
tertentu, atau memproses sesuatu.
v Mengetahui kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi fakta,
prinsip, pendapat atau perlakuan.
v Mengetahui metodologi, yaitu perangkat cara yang digunakan untuk
mencari, menemukan atau menyelesaikan masalah.
v Mengetahui hal-hal yang universal dan abstrak dalam bidang tertentu,
yaitu ide, bagan dan pola yang digunakan untuk mengorganisasi suatu
fenomena atau pikiran.
v Mengetahui prinsip dan generalisasi
v Mengetahui teori dan struktur.
v
b. Pemahaman
(comprehension)
Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan
istilah mengerti merupakan kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan
materi yang telah diketahui. Temuan temuan yang didapat dari mengetahui seperti
definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun kembali dalam struktur kognitif
yang ada. Temuan-temuan ini diakomodasikan dan kemudian berasimilasi dengan
struktur kognitif yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif baru.
Tingkatan dalam pemahaman ini meliputi :
Ø Translasi yaitu mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa
perubahan makna. Misalkan simbol dalam bentuk kata-kata diubah menjadi gambar,
bagan atau grafik;
Ø Interpretasi yaitu menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol, baik dalam
bentuk simbol verbal maupun non verbal. Seseorang dapat dikatakan telah dapat
menginterpretasikan tentang suatu konsep atau prinsip tertentu jika dia telah
mampu membedakan, memperbandingkan atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang
lain. Contoh sesesorang dapat dikatakan telah mengerti konsep tentang “motivasi
kerja” dan dia telah dapat membedakannya dengan konsep tentang ”motivasi
belajar”;
Ø Ekstrapolasi; yaitu melihat kecenderungan, arah atau kelanjutan dari suatu
temuan. Misalnya, kepada siswa dihadapkan rangkaian bilangan 2, 3, 5, 7, 11,
dengan kemapuan ekstrapolasinya tentu dia akan mengatakan bilangan ke-6 adalah
13 dan ke-7 adalah 19. Untuk bisa seperti itu, terlebih dahulu dicari prinsip
apa yang bekerja diantara kelima bilangan itu. Jika ditemukan bahwa kelima
bilangan tersebut adalah urutan bilangan prima, maka kelanjutannnya dapat
dinyatakan berdasarkan prinsip tersebut.
c. Penerapan (application)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk
menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja.
Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang
dikatakan menguasai kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh, menggunakan,
mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan dan mengidentifikasi hal-hal
yang sama. Contoh, dulu ketika pertama kali diperkenalkan kereta api kepada
petani di Amerika, mereka berusaha untuk member nama yang cocok bagi alat
angkutan tersebut. Satu-satunya alat transportasi yang sudah dikenal pada waktu
itu adalah kuda. Bagi mereka, ingat kuda ingat transportasi. Dengan pemahaman
demikian, maka mereka memberi nama pada kereta api tersebut dengan iron horse
(kuda besi). Hal ini menunjukkan bagaimana mereka menerapkan konsep terhadap
sebuah temuan baru.
d. Analisa
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis
informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam
bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu
mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg
rumit.
Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan
menunjukkan hubungan antar bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari
suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan.
Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu :
Ø Menganalisis unsur :
v Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit pada
suatu pernyataan.
v Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesa.
v Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan pernyataan normatif.
v Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan mekanisme
perilaku antara individu dan kelompok.
v Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang
mendukungnya.
Ø Menganalisis hubungan :
v Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interrelasi antar ide dengan
ide.
v Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur khusus yang membenarkan suatu
pernyataan.
v Kemampuan untuk mengenal fakta atau asumsi yang esensial yang mendasari
suatu pendapat atau tesis atau argumen-argumen yang mendukungnya.
v Kemampuan untuk memastikan konsistensinya hipotesis dengan informasi atau
asumsi yang ada.
v Kemampuan untuk menganalisis hubungan di antara pernyataan dan argumen guna
membedakan mana pernyataan yang relevan mana yang tidak.
v Kemampuan untuk mendeteksi hal-hal yang tidak logis di dalam suatu argumen.
v Kemampuan untuk mengenal hubungan
kausal dan unsur-unsur yang penting dan yang tidak penting di dalam perhitungan
historis.
Ø Menganalisis prinsip-prinsip
organisasi :
v Kemampuan untuk menguraikan antara bahan dan alat
v Kemampuan untuk mengenal bentuk dan pola karya seni dalam rangka memahami
maknanya
v Kemampuan untuk mengetahui maksud dari pengarang suatu karya tulis, sudut
pandang atau ciri berfikirnya dan perasaan yang dapat diperoleh dalam karyanya.
v Kemampuan untuk melihat teknik yang digunakan dalam meyusun suatu materi
yang bersifat persuasif seperti advertensi dan propaganda
e. Memadukan (synthesis)
Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat
sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang
sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus
didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan.
Menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai
informasi menjadi satu kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru. Kemampuan
berfikir induktif dan konvergen merupakan cirri kemampuan ini. Contoh: memilih
nada dan irama dan kemudian manggabungkannya sehingga menjadi gubahan musik
yang baru, memberi nama yang sesuai bagi suatu temuan baru, menciptakan logo
organisasi
f. Penilaian (evaluation)
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang
cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
Mempertimbangkan, menilai dan mengambil
keputusan benar-salah, baik-buruk, atau bermanfaat tak bermanfaat berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif. Terdapat dua
kriteria pembenaran yang digunakan, yaitu :
o Pembenaran berdasarkan kriteria internal; yang dilakukan dengan
memperhatikan konsistensi atau kecermatan susunan secara logis unsur-unsur yang
ada di dalam objek yang diamati.
o Pembenaran berdasarkan kriteria eksternal; yang dilakukan berdasarkan
kriteria-kriteria yang bersumber di luar objek yang diamati., misalnya
kesesuaiannya dengan aspirasi umum atau kecocokannya dengan kebutuhan pemakai.
KOGNITIF
No
|
Perilaku
|
Kompetensi
|
Kata Operasional
|
1.
|
Pengetahuan
|
- Istilah
- Fakta
- Aturan
- Urutan
- Metode
|
- Mengidentifikasi
- Menyebutkan
- Menunjukkan
- Memberi
nama
- Menyusun
daftar
- Menggaris
bawahi
- Menjodohkan
- Memilih
- Memberi
definisi
- Menyatakan
|
2.
|
Pemahaman
|
- Menterjemahkan
- Menafsirkan
- Memperkirakan
- Menentukan
- Memahami
- Mengartikan
|
- Menggantikan
- Menarik kesimpulan
- Meringkas
- Mengembangkan
- Membuktikan
|
3.
|
Penerapan
|
- Memecahkan masalah
- Membuat bagan
- Menggunakan
|
- Mendemonstrasikan
- Menghitung
- Menghubungkan
- Memperhitungkan
- Membuktikan
- Menghasilkan
- Menunjukkan
- Melengkapi
- Menyediakan
- Menyesuaikan
- Menemukan
|
4.
|
Analisa
|
- Mengenali kesalahan
- Membedakan
- Menganalisa
|
- Memisahkan
- Menerima
- Menyisihkan
- Menghubungkan
- Memilih
- Membandingkan
- Mempertentangkan
- Membagi
- Membuat diagram/skema
- Menunjukkan hubungan
|
5.
|
Sintesa
|
|
- Mengkatagorikan
- Menyimpulkan
- Mengarang
- Menciptakan
- Mendesain
- Mengatur
- Menyusun kembali
- Merangkaikan
- Menghubungkan
- Merancangkan
- Membuat pola
|
6.
|
Evaluasi
|
- Menilai berdasarkan norma internal
- Menilai berdasarkan norma eksternal
- Mempertimbangkan
|
- Membandingkan
- Menyimpulkan
- Mengkritik
- Mengevaluasi
- Memberikan argumentasi
- Menafsirkan
- Membahas
- Menyimpulkan
- Memilih antara
- Menguraikan
- Membedakan
- Melukiskan
- Mendukung
- Menyokong
- Menolak
|
2. Kawasan Afektif
Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan
aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral
dan sebagainya, terdiri dari :
a. Penerimaan (receiving/attending)
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di
lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian,
mempertahankannya, dan mengarahkannya.
Kawasan penerimaan diperinci ke dalam tiga tahap, yaitu :
Ø Kesiapan untuk menerima (awareness), yaitu adanya kesiapan untuk
berinteraksi dengan stimulus (fenomena atau objek yang akan dipelajari), yang
ditandai dengan kehadiran dan usaha untuk memberi perhatian pada stimulus yang
bersangkutan.
Ø Kemauan untuk menerima (willingness to receive), yaitu usaha untuk
mengalokasikan perhatian pada stimulus yang bersangkutan.
Ø Mengkhususkan perhatian (controlled or selected attention). Mungkin
perhatian itu hanya tertuju pada warna, suara atau kata-kata tertentu saja.
b. Sambutan/Tanggapan (responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di
lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan
tanggapan. Mengadakan aksi terhadap stimulus, yang meliputi proses sebagai
berikut :
v Kesiapan menanggapi (acquiescene of responding). Contoh : mengajukan
pertanyaan, menempelkan gambar dari tokoh yang disenangi pada tembok kamar yang
bersangkutan, atau mentaati peraturan lalu lintas.
v Kemauan menanggapi (willingness to respond), yaitu usaha untuk melihat
hal-hal khusus di dalam bagian yang diperhatikan. Misalnya pada desain atau
warna saja.
v Kepuasan menanggapi (satisfaction in response), yaitu adanya aksi atau
kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk memuaskan keinginan mengetahui.
Contoh kegiatan yang tampak dari kepuasan menanggapi ini adalah bertanya,
membuat coretan atau gambar, memotret dari objek yang menjadi pusat
perhatiannya, dan sebagainya.
c.
Penghargaan (valuing)
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada
suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi
dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
Pada tahap ini sudah mulai timbul proses internalisasi
untuk memiliki dan menghayati nilai dari stimulus yang dihadapi. Penilaian
terbagi atas empat tahap sebagai berikut :
v Menerima nilai (acceptance of value), yaitu kelanjutan dari usaha memuaskan
diri untuk menanggapi secara lebih intensif.
v Menyeleksi nilai yang lebih disenangi (preference for a value) yang
dinyatakan dalam usaha untuk mencari contoh yang dapat memuaskan perilaku
menikmati, misalnya lukisan yang memiliki yang memuaskan.
v Komitmen yaitu kesetujuan terhadap suatu nilai dengan alasan-alasan
tertentu yang muncul dari rangkaian pengalaman.
v Komitmen ini dinyatakan dengan rasa senang, kagum, terpesona. Kagum atas
keberanian seseorang, menunjukkan komitmen terhadap nilai keberanian yang
dihargainya.
d. Pengorganisasian (organization)
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan
konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
Pada tahap ini yang bersangkutan tidak hanya
menginternalisasi satu nilai tertentu seperti pada tahap komitmen, tetapi mulai
melihat beberapa nilai yang relevan untuk disusun menjadi satu sistem nilai.
Proses ini terjadi dalam dua tahapan, yakni :
Konseptualisasi nilai, yaitu keinginan untuk menilai
hasil karya orang lain, atau menemukan asumsi-asumsi yang mendasari suatu moral
atau kebiasaan.
Pengorganisasian sistem nilai, yaitu menyusun
perangkat nilai dalam suatu sistem berdasarkan tingkat preferensinya. Dalam
sistem nilai ini yang bersangkutan menempatkan nilai yang paling disukai pada
tingkat yang amat penting, menyusul kemudian nilai yang dirasakan agak penting,
dan seterusnya menurut urutan kepentingan atau kesenangan dari diri yang
bersangkutan.
e. Karakterisasi (characterization)
Karakterisasi yaitu kemampuan untuk menghayati atau
mempribadikan sistem nilai. Kalau pada tahap pengorganisasian di atas sistem
nilai sudah dapat disusun, maka susunan itu belum konsisten di dalam diri yang
bersangkutan. Artinya mudah berubah-ubah sesuai situasi yang dihadapi. Pada
tahap karakterisasi, sistem itu selalu konsisten. Proses ini terdiri atas dua
tahap, yaitu :
Generalisasi, yaitu kemampuan untuk melihat suatu
masalah dari suatu sudut pandang tertentu.
Karakterisasi, yaitu mengembangkan pandangan hidup
tertentu yang memberi corak tersendiri pada kepribadian diri yang bersangkutan.
AFEKTIF
Kategori
|
Contoh dan Kata Kunci (kata kerja)
|
Penerimaan :
Kesadaran, kesediaan untuk mendengar, perhatian yang dipilih.
|
Contoh: Dengarkan orang
lain dengan hormat. Mendengarkan dan mengingat nama orang yang baru
diperkenalkan.
Kata Kunci: bertanya,
memilih, melukiskan, mengikuti, memberi, memegang, mengidentifikasi,
menempatkan, nama, menunjuk, memilih, duduk, erects, menjawab, menggunakan.
|
Tanggapan :
partisipasi aktif dari pihak peserta didik. Menghadiri dan bereaksi terhadap
fenomena tertentu. Hasil pembelajaran dapat menekankan kepatuhan dalam
menanggapi, kemauan untuk merespon, atau kepuasan dalam menanggapi
(motivasi).
|
Contoh: berpartisipasi
dalam diskusi kelas. Memberikan presentasi. Pertanyaan cita-cita baru,
konsep, model, dll dalam rangka untuk memahami mereka. Tahu aturan
keselamatan dan praktek mereka.
Kata kunci: jawaban,
membantu, membantu, sesuai, sesuai, mendiskusikan, salam, membantu, label,
melakukan, praktek, hadiah, membaca, mengucapkan, laporan, memilih,
mengatakan, menulis.
|
Penghargaan:
Orang layak atau nilai melekat pada fenomena, objek tertentu, atau perilaku.
Hal ini berkisar dari penerimaan sederhana ke keadaan yang lebih kompleks
komitmen. Menghargai didasarkan pada internalisasi dari seperangkat
nilai-nilai tertentu, sedangkan petunjuk untuk nilai-nilai ini dinyatakan
dalam perilaku terbuka pembelajar dan sering diidentifikasi.
|
Contoh: Menunjukkan
kepercayaan dalam proses demokrasi. Sensitif terhadap individu dan perbedaan
budaya (nilai keragaman). Menunjukkan kemampuan untuk memecahkan masalah.
Mengusulkan rencana untuk perbaikan sosial dan mengikuti melalui dengan
komitmen. Memberitahu manajemen mengenai hal-hal yang satu merasa kuat
tentang.
Kata Kunci: selesai,
menunjukkan, membedakan, menjelaskan, mengikuti, bentuk, memulai, mengundang,
bergabung, membenarkan, mengusulkan, membaca, laporan, memilih, saham,
penelitian, karya.
|
Organisasi:
Menyusun nilai-nilai ke dalam prioritas oleh kontras nilai yang berbeda,
menyelesaikan konflik antara mereka, dan menciptakan sistem nilai yang unik.
Penekanannya adalah pada membandingkan, berhubungan, dan sintesis
nilai-nilai.
|
Contoh: Mengakui
perlunya keseimbangan antara kebebasan dan perilaku yang bertanggung jawab.
Menerima tanggung jawab atas perilaku seseorang. Menjelaskan peran
perencanaan sistematis dalam memecahkan masalah. Menerima standar etika
profesional. Membuat rencana hidup selaras dengan kemampuan, minat, dan
keyakinan. Memprioritaskan waktu secara efektif untuk memenuhi kebutuhan
organisasi, keluarga, dan diri.
Kata Kunci: melekat,
mengubah, mengatur, mengkombinasikan, membandingkan, melengkapi,
mempertahankan, menjelaskan, merumuskan, generalizes, mengidentifikasi,
menggabungkan, memodifikasi, perintah, mengorganisir, mempersiapkan,
berhubungan, mensintesis.
|
3.Kawasan Psikomotor
Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan
dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot
(neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari :
a. Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam
membantu gerakan.
b. Kesiapan (Set)
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan
gerakan. Kesiapan yaitu berhubungan dengan
kesediaan untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang dinyatakan
dengan usaha untuk melaporkan kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan
diri dengan situasi, menjawab pertanyaan.
c. Respon Terpimpin (Guided Response)
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di
dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba. Meniru
adalah kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang diamatinya walaupun
belum mengerti hakikat atau makna dari keterampilan itu. Seperti anak yang baru
belajar bahasa meniru kata-kata orang tanpa mengerti artinya.
d. Mekanisme (Mechanism)
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan
meyakinkan dan cakap. Membiasakan yaitu
seseorang dapat melakukan suatu keterampilan tanpa harus melihat contoh,
sekalipun ia belum dapat mengubah polanya.
e. Respon
Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola
gerakan yang kompleks.
f. Penyesuaian
(Adaptation)
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam
berbagai situasi. Adaptasi yaitu
seseorang sudah mampu melakukan modifikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan
atau situasi tempat keterampilan itu dilaksanakan. Keterampilan yang sudah berkembang
sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
g. Penciptaan (Origination)
Menciptakan (origination) di mana
seseorang sudah mampu menciptakan sendiri suatu karya. Membuat pola gerakan
baru yang disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu.
Sementara
itu, Abin Syamsuddin Makmun (2003) merinci sub kawasan ini dengan tahapan yang
berbeda, yaitu :
a.
Gerakan refleks (reflex movements).
Basis semua perilaku bergerak atau respons terhadap stimulus tanpa sadar,
misalnya : melompat, menunduk, berjalan, dan sebagainya.
b.
Gerakan dasar biasa (Basic
fundamental movements) yaitu gerakan yang muncul tanpa latihan tapi dapat
diperhalus melalui praktik, yang terpola dan dapat ditebak.
c.
Gerakan Persepsi (Perceptual
abilities) yaitu gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu kemampuan
perceptual
d.
Gerakan fisik (Physical Abilities)
yaitu gerakan yang menunjukkan daya tahan (endurance), kekuatan (strength), kelenturan (flexibility) dan
kegesitan.
e.
Gerakan terampil (skilled movements)
yaitu dapat mengontrol berbagai tingkatan gerak secara terampil, tangkas, dan
cekatan dalam melakukan gerakan yang sulit dan rumit (kompleks).
f.
Gerakan indah dan kreatif
(Non-discursive communication) yaitu
mengkomunikasikan perasan melalui gerakan, baik dalam bentuk gerak estetik:
gerakan-gerakan terampil yang efisien dan indah maupun gerak kreatif:
gerakan-gerakan pada tingkat tertinggi untuk mengkomunikasikan peran.
PSIKOMOTORIK
Kategori
|
Contoh dan Kata Kunci (kata kerja)
|
Persepsi:
Kemampuan untuk menggunakan isyarat-isyarat sensoris untuk memandu aktivitas
motorik. Hal ini berkisar dari rangsangan indra, melalui seleksi isyarat,
terjemahan.
|
Contoh: Mendeteksi
isyarat non-verbal komunikasi. Perkirakan dimana bola akan mendarat setelah
dilemparkan dan kemudian pindah ke lokasi yang benar untuk menangkap bola.
Mengatur panas kompor ke suhu yang benar dengan bau dan rasa makanan.
Menyesuaikan tinggi dari pada garpu forklift dengan membandingkan mana garpu
dalam kaitannya dengan palet.
Kata Kunci: memilih,
melukiskan, mendeteksi, membedakan, membedakan, mengidentifikasi,
mengisolasi, berhubungan, memilih.
|
Set: Kesiapan
untuk bertindak. Ini mencakup mental, fisik, dan emosional set. Ketiga set
adalah disposisi yang mentakdirkan seseorang terhadap situasi yang berbeda
(kadang disebut pola pikir).
|
Contoh: Tahu dan
bertindak atas urutan langkah-langkah dalam proses manufaktur. Kenali
kemampuan seseorang dan keterbatasan. Menunjukkan keinginan untuk mempelajari
proses baru (motivasi). CATATAN: Ini pembagian psikomotorik berkaitan erat
dengan pembagian "Menanggapi fenomena" dari domain afektif.
Kata Kunci: dimulai,
menampilkan, menjelaskan, bergerak, hasil, bereaksi, menunjukkan, menyatakan,
relawan.
|
Respon Terpimpin:
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks yang mencakup
peniruan dan trial and error. Kecukupan kinerja dicapai dengan berlatih.
|
Contoh: Melakukan
persamaan matematika seperti yang ditunjukkan. Mengikuti instruksi untuk
membangun sebuah model. Merespon tangan-sinyal dari instruktur saat belajar
mengoperasikan forklift.
Kata kunci: kopi,
jejak, mengikuti, bereaksi, memperbanyak, merespon
|
Mekanisme:
Ini adalah tahap peralihan dalam mempelajari keterampilan yang kompleks.
Tanggapan belajar telah menjadi kebiasaan dan gerakan dapat dilakukan dengan
beberapa keyakinan dan kemampuan.
|
Contoh: Gunakan
komputer pribadi. Memperbaiki keran bocor. Mengendarai mobil.
Kata kunci: merakit,
calibrates, konstruksi, membongkar, menampilkan, mengikatkan, perbaikan,
grinds, memanaskan, memanipulasi, ukuran, mends, Mixes, mengorganisasikan,
sketsa.
|
Adaptasi:
Keterampilan yang dikembangkan dengan baik dan individu dapat memodifikasi
pola pergerakan sesuai persyaratan khusus.
|
Contoh: Tanggap efektif
untuk pengalaman tak terduga. Memodifikasi instruksi untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik. Melakukan tugas dengan mesin yang awalnya bukan dimaksudkan
untuk melakukan (mesin tidak rusak dan tidak ada bahaya dalam melaksanakan
tugas baru).
Kata kunci:
menyesuaikan, mengubah, perubahan, menata kembali, mereorganisasi, merevisi,
bervariasi.
|
Kompleks terbuka Respon:
kinerja yang terampil motor tindakan yang melibatkan pola gerakan yang
kompleks. Kemahiran itu ditunjukkan dengan kinerja cepat, akurat, dan sangat
terkoordinasi, membutuhkan minimal energi. Kategori ini termasuk melakukan
tanpa ragu-ragu, dan otomatis kinerja. Sebagai contoh, pemain sering
mengucapkan bunyi kepuasan atau expletives segera setelah mereka memukul bola
tenis atau melempar bola, karena mereka bisa tahu dari merasakan tindakan apa
hasilnya akan menghasilkan.
|
Contoh: manuver mobil
menjadi tempat parkir paralel ketat. Mengoperasikan komputer dengan cepat dan
akurat. Menampilkan kompetensi saat bermain piano.
Kata kunci: merakit,
membangun, calibrates, konstruksi, membongkar, menampilkan, mengikatkan,
perbaikan, grinds, memanaskan, memanipulasi, ukuran, mends, Mixes,
mengorganisasikan, sketsa.
CATATAN: Kunci Kata-kata
adalah sama Mekanisme, melainkan ia akan mempunyai kata keterangan atau kata
sifat yang menunjukkan bahwa kinerja yang lebih cepat, lebih baik, lebih
akurat, dll
|
Origination:
Membuat pola gerakan baru agar sesuai situasi tertentu atau masalah tertentu.
Hasil pembelajaran menekankan kreativitas berdasarkan keterampilan yang
sangat dikembangkan.
|
Contoh: membangun
sebuah teori baru. Mengembangkan program pelatihan baru dan komprehensif.
Menciptakan rutinitas senam baru.
Kata Kunci: menyusun,
membangun, menggabungkan, composes, konstruksi, menciptakan, desain, memulai,
membuat, berasal.
|
C. Langkah – langkah teori belajar Benjamin S. Bloom
a.
Informasi kompetensi.
b.
Sajian gambaran umum materi bahan ajar.
c.
Membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok.
d.
Menunjuk siswa untuk mendemonstrasikan bagiannya.
e.
Diskusi kelas.
f.
Menyimpulkan hasil diskusi.
g.
Evaluasi
h.
Refleksi.
D.
Kelebihan teori Benjamin S. Bloom .
a.
Perhatian siswa lebih dapat dipusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan.
b.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi apabila pelajaran diceramahkan dapat diatasi melalui
pengamatan dan contoh konkrit, dengan menghadirkan objek sebenarnya.
c.
Konsep yang diterima siswa lebih mendalam sehingga lebih lama dalam jiwanya.
d.
Memberikan motivasi yang kuat pada siswa agar lebih giat belajar karena siswa dilibatkan
dengan pelajaran.
e.
Siswa dapat berpartisifasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung sert
dapat memperoleh kecakapan.
f.
Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena
ikut serta berperan secara langsung.
E.
Kelemahan teori Benjamin S.Bloom
{ Akan
kurang berhasil apabila alat-alat yang tersedia tidak mencukupi
kebutuhan siswa.
{ Kemungkinan
tidak membawa hasil yang diharapkan bila siswa belaum
cukup pengalarnan.
{ Kadang-kadang
ada eksperimen yang memerlukan waktu panjang sehingga
tidk praktis dilaksanakan di
sekolah, lebih merugikan lagi bila untuk dapat
melanjutkan pelajaran menunggu
hasil eksperimen.
{ Memerlukan
waktu yang cukup banyak.
{ Apabila
terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang
efisien.
{ Memerlukan
biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-
bahannya.
{ Memerlukan
tenaga yang tidak sedikit.
{ Apabila
siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.