Kamis, 05 April 2012


SELAMATKAN BUMI DENGAN KANTONG PLASTIK
Oleh : Rosdiana Dwijayanti

                                                ABSTRAK
Sebagai seorang anak kos, Terkadang gaya hidup kita sering salah kaprah, berlagak hidup benar tapi ternyata malah bikin masalah. Salah satu contohnya adalah urusan belanja. Mungkin kita  semua merasa akan lebih irit dan praktis kalau segala keperluan yang dibeli adalah yang berbentuk sachet. Seperti kopi, detergen , mie instan , shampo dan yang lainnya. Memang akan terkesan lebih simple dan hemat. Tapi tahukah kalian bahwa hal yang tertanam dalam pikiran kita itu salah. Membeli kemasan sachet ternyata lebih boros karena akan lebih banyak meningkatkan sampah plastik. Membeli kemasan sachet juga ternyata bisa mencelakai orang banyak dan juga bumi kita ini. Karena kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-benar terurai. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk. Bayangkan kalo kita membeli satu pack produck dengan kemasan sachet, sudah berapa kantong sachet plastik yang kita sampahkan?? Dan parahnya kantong plastik dibagikan secara gratis!!!


                               I.            PENDAHULUAN

Menggunakan kantong plastik menjadi hal jamak di negeri ini. Belanja di pasar tradisional yang becek, mencari kebutuhan harian di toko-toko kelontong pinggir jalan, sampai berbelanja di supermarket nan megah, kantong plastik setia menyertai. Ya, kantong plastik sudah menjadi ‘kebutuhan pokok’ baik oleh produsen maupun konsumen, penenteng barang belanjaan. Selain karena sifatnya yang praktis, kantong plastik juga berkesan murah meriah. Dengan kata lain pedagang/produsen tidak harus merogoh kocek terlalu dalam untuk menyediakan kantong jenis ini. Merekapun  bisa memberikan kantong ini secara cuma-cuma pada konsumen tanpa dibebani biaya tambahan sebagai bagian dari pelayanan. Dengan maraknya penggunaan kantong plastik, tidak mengherankan jika dalam satu hari saja dunia ini bisa menghasilkan sampah plastik dalam jumlah yang sangat fantastis. Disinyalir ada sekitar 1 trilyun kantong plastik yang digunakan oleh masyarakat seluruh dunia dalam satu tahunnya. Dari angka tersebut, setiap individu rata-rata menyumbang sekitar 170 kantong plastik pertahun. Jumlah yang cukup besar tentunya untuk membungkus sebuah kota dengan plastik. Produksi kantung plastik menggunakan banyak sekali sumber daya alam padahal sebagian besar malah berakhir menjadi sampah yang meracuni tanah, menyumbat saluran air dan membunuh jutaan makhluk laut yang salah mengira plastik sebagai makanan. Secara global seluruh dunia, kira-kira 1 trilliun kantung plastik dibuat dan dibuang setiap tahunnya atau lebih dari 2 juta kantung plastik dibuang setiap menit-nya. Untuk memproduksi plastik, setiap satu tahunnya diperlukan 12 juta barel minyak dan 14 juta batang pohon, yang mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Baru 1% plastik didaur-ulang, padahal plastik baru bisa terurai 500 s/d 1,000 tahun kemudian. Sekitar 3% plastik di dunia berakhir sebagai sampah yang terapung-apung di permukaan air, betapa tragisnya.
Kantong plastik sebagian besar terbuat dari polyethene (PE), suatu bahan thermoplastic yang tidak mudah terurai oleh alam. Sampah kantong dari jenis ini baru dapat terurai secara sempurna setelah terendap di alam selama kurun waktu 500 – 1000 tahun. Hanya sekitar 1% kantong plastik bekas yang dapat didaur ulang, terutama karena sulitnya memilah berbagai jenis plastik yang digunakan dan tak sebandingnya biaya daur ulang dengan harga jualnya, sehingga hampir semua kantong plastik dipastikan terbuang menjadi sampah. Selama kurun waktu tersebut, ketika sampah kantong plastik mengendap di tanah, terapung-apung di air, maka berandil besar dalam perusakan lingkungan, menghambat peresapan air, mengurangi kesuburan tanah, menyebabkan terjadinya banjir dan menyumbang percepatan pemanasan global.

Mengurangi Kantong Plastik.
Menggunakan kantong plastik, memang tidak dilarang. Namun berusaha mengurangi penggunaan yang berlebihan agaknya perlu mendapatkan dukungan. Betapa selama ini penggunaan kantong plastik sering berlebihan hanya dalam sekali tempo belanja. Selain tidak ekonomis, juga memberi sumbangan pada besarnya sampah plastik di bumi ini. Di negara-negara maju, penggunaan kantong plastik pada toko dan supermarket mulai dibatasi dan digantikan dengan kantong kain. Eropa, Amerika, dan sebagian Asia, pusat perbelanjaan mereka sudah menerapakan prinsip no plastic bag give away.  Ritel besar di negara tersebut sudah memiliki kebijakan tertentu sehubungan dengan meminimalisir penggunaan kantong plastik. Di Inggris misalnya, konsumen harus membayar sekian sen untuk menebus tas plastik sebagai tempat membawa barang belanjaan, sebaliknya bila membawa tas sendiri, konsumen mendapatkan bonus potongan harga sekian persen dari jumlah yang harus dibayar. Begitu juga yang terjadi di Belanda. Di San Francisco (AS), toko dan supermarket yang masih menyediakan kantong plastik akan dikenakan denda $100 atau sekitar Rp 1 juta (kurs US$ 1 = Rp 10.000) untuk pelanggaran pertama kali. Denda tersebut akan meningkat menjadi $200 pada pelanggaran berikutnya. Bahkan untuk pelanggaran yang ketiga kalinya akan dikenai denda sebesar $500.
Sedangkan cara yang dilakukan oleh toko-toko/supermarket di Australia guna meminimalisir penggunaan kantong plastik adalah dengan ‘menjual’  tas belanja dari kain dengan harga yang sangat murah dan bisa dipakai berkali-kali. Bahkan di Perancis, supermarket “memaksa” konsumennya untuk membeli tas kain ramah lingkungan. Indonesia memiliki cara tersendiri dalam menyiasati hal ini. Masyarakat kita mengenal pembungkus dari bermacam daun dan mengenakan tas belanja berbahan alami. Seperti tas belanja dari jerami, rotan, pelepah pohon pisang dan lain-lain. Di beberapa tempat, seperti pasar tradisional, ketika konsumen membeli dalam jumlah banyak, penggunaan kardus sebagai tempat belanja menjadi hal yang lazim. Selain lebih mudah didaur ulang oleh alam, menggunakan kardus juga terlihat lebih eye catching. Bahkan beberapa ritel modern atau supermarket terkemuka juga sudah menyediakan kantong kain untuk menggantikan kantong plastik. Meski tidak diberikan secara gratis, kantong kain ini bisa digunakan berkali-kali dan berharga murah.

Kepedulian semua pihak.
Sayangnya, di Indonesia belum semua toko atau supermarket memberikan kebijakan sejenis. Dan tidak semua konsumen juga yang dapat menerima pengertian seperti ini. Meminimalisir penggunaan kantong plastik, diperlukan kepedulian semua pihak. Konsumen dapat memberikan kontribusinya dengan membawa tas/kantong sendiri ketika hendak berbelanja. Di pasar tradisional hal ini bisa saja dilaksanakan seperti yang pernah dilakukan orang-orang tua dulu, sedangkan bila di supermarket atau ritel modern, memang akan menjadi hal yang kurang lazim. Namun untuk kepedulian lingkungan tidak ada salahnya, paling tidak konsumen dapat menolak penggunaan kantong plastik secara berlebihan. Sedangkan pihak produsen, seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa supermarket ternama di Indonesia, dengan menyediakan kantong kain murah yang dapat dipakai berkali-kali. Kebijakan manajemen dengan menawarkan pilihan kemasan pada konsumen untuk menggunakan kardus karton akan turut meminimalisir penggunaan kantong plastik. Menyelamatkan bumi dari sampah plastik menjadi tanggung jawab semua. Menggunakan kantong plastik memang bukan barang haram, namun kepedulian semua pihak untuk meminimalisir penggunaannya akan sangat membantu dalam menghambat pemanasan global yang sekarang ini banyak dibicarakan.
Cina Melarang Penggunaan Kantong Plastik
Melalui stasiun di Cina, pemerintah mengumumkan pemberlakuan larangan penggunaan kantong plastik tersebut dan memberlakukan denda bagi pelanggarnya. Berita ini dapatkan dari salah satu Kompasianer dalam postingnya Cina melarang penggunaan kantong plastik gratis. Indonesia kapan? Silahkan menuju kesana untuk informasi selengkapnya.  Dijelaskan disana bahwa dengan pelarangan tersebut diperkirakan akan menyelamatkan bumi dari 24 milyar kantong plastik selama 3 tahun dari tahun 2008 (Pelarangan tersebut sudah diujicoba sejak 2008). Selama 3 tahun itu diperkirakan bisa mencapai berat 600 ton plastik. Plastik seberat itu sama aja dengan menghemat 3,6 juta ton cadangan minyak atau 5 juta ton batu bara standar dan mengurangi emisi karbon lebih dari sepuluh juta ton. Angka yang cukup fantastis bukan?
Kalau para Peduli Lingkungan ada yang menganggap itu bukan solusi pencemaran dan tumpukan limbah plastik di Indonesia, memang di negeri kita belum bisa. Namun kita bisa meniru pemerintah Cina ini yaitu mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan kantong plastik ini. Di Cina setiap aktivitas berbelanja sudah tidak lagi mempergunakan kantong plastik lagi untuk membawa barang belanjaan. Namun dari rumah sudah membawa tas sendiri-sendiri. Jika memang terpaksa harus menggunakan kantong plastik, merek harus membeli sendiri karena pedagang tidak lagi menyediakan kantong plastik secara gratis lagi. Dan harga kantong palstik disana kemungkinan besar mengalami kenaikan daripada sebelum diberlakukan larangan tersebut. Bagi negara-negara yang sudah maju, para warga negaranya sudah paham betul akan dampak buruk dari plastik ini. Mereka dengan suka rela mengubah kebiasaan menggunakan kantong plastik dengan kantong kertas, atau yang lainnya. Seperti cerita dari mas Andre pada posting Ayo kurangi penggunaan tas plastik. Saat di supermarket bertemu seorang bule yang memarahi kasir karena memberikan kantong plastik sesaat setelah membayar. Si bule meminta untuk diganti dengan tas kertas saja. Budaya yang sangat baik bukan jika diterapkan disini? Meskipun sudah menjadi kebiasaan selalu meminta ataupun diberikan kantong plastik cuma-cuma oleh pedagangnya saat membeli sesuatu, Namun pasti kita bisa membiasakan untuk selalu menolaknya digantikan dengan tas yang kita miliki, atau wadah lainnya.

                            II.            PEMBAHASAN
Bukan hanya melalui kantong plastic kita dapat menyelamatkan bumi kita. Banyak hal- hal sederhana yang lain untuk menyelamatkan bumi yang kita tempati ini. Lihatlah banjir yang sering melanda Indonesia. Banjir di Australia yang cukup menggemparkan dunia. Lubang yang tiba- tuba saja muncul dibandung, lubang bulat raksasa (sinkhole) di China. Rasakan perubahan iklim, cuaca yang tidak menentu. Tidak jelas kapan musim kemarau dan kapan musim hujan. Karena di musim kemarau kadang hujan, musim hujan kadang panaas.  Hutan gundul karena penerbangan liar atau terjadi kebakaran. Sederetan masalah tersebut tidak bias diatasi hanya dengan membalikkan telapak tangan. Perlu beberapa langkah yang harus dilakukan. Mulailah dari langkah terkecil yang bias kita lakukan. Tingkatkan lesedaran dan kecintaan terhadap lingkungan, agar pulau hijau ini tetap menghijau.
Berikut beberapa langkah sederhana yang diharapkan bisa selamatkan dunia dari ancaman global warming:
1.      Mulai diet kantong plastic dari sekarang
Ada sebuah kalimat di tas teman saya, hanya kalimat sederhana tapi mengena.
“A plastic pollution is one of the most harmful pollutions in our oceans today. Reduce, reuse and recycle and use cloth bags for shopping instead of plastic”. Terjemahan bebasnya sekarang ini polusi plastik adalah salah satu polusi yang merusak lingkungan terbesar di lautan kita. Kurangi, pakai lagi, daur ulang dan memilih plastik dari kain untuk berbelanja daripada plastik. Karena plastik susah diurai. Saat akan berbelanja, kita siapkan dulu tas dari kain dan tolak jika diberi tas plastic
2.      Buang sampah pada tempatnya
“Rubbish pollution can have harmfull effects on marine life. To avoid polluting the ocean, reduce, reuse and recycle your rubbish items and always place your rubbish in the bin”. Sekarang ini sudah digalakkan program I love Jakarta Clean. Sampah kering dan basah dipisah. Sampah plastik didaur ulang menjadi pernak-pernik unik seperti tempat tisu, tas tangan dll. Jangan sekali-kali membuang sampah di laut. Apalagi buang puntung rokok, minyak. Karena akan merusak biota laut. Sepertinya sepele tapi efeknya luar biasa jika kita buang sampah dilaut.
Misalnya rumput laut yang telah ditanam tidak bisa dipanen karena terkena racun. Saya pernah wawancara santai dengan Pak Soleh di pulau Semak Daun Kepulauan Seribu. Beliau bercerita banyak tentang penyebab gagal panen rumput laut. Diprediksi karena tercemar, seperti terkena hama (baca : kutu air) tiba-tiba memutih dan terkelupas lalu lepas. Sebelumnya saya sempat melihat sampah kardus, plastik, puntung rokok di dasar laut di Pulau Pramuka.
3.      Tanam Pohon
Satu pohon selamatkan dunia. Kedengarannya terlalu berlebihan. Tapi efeknya untuk dunia sungguh luar biasa. Ada pernyataan salah satu teman, jika Amerika saja yang menggalakkan tanam sejuta pohon. Bisa selamatkan dunia dari ancaman global warming. Tentunya bukan Amerika saja. Kita semua yang sudah mulai merasakan efek global warming, hendaknya mendukung program tanam sejuta pohon. Kalau kita bingung memulainya, mari gabung dengan komunitas-komunitas pecinta lingkungan. Biasanya mereka punya program khusus demi tercapainya penanaman satu juta pohon. Misalnya : Greenpeace, Wapalhi, Wanadri.
4.      Kurangi Penggunaan Kertas (Pepper less)
Untuk mendapatkan bahan baku kertas (pulp atau bubur kayu) harus menebang pohon terlebih dahulu. Jika penggunaan kertas meningkat otomatis penebangan pohon juga meningkat. Untuk menguranginya, tentu kita harus mengurangi penggunaan kertas. Sebisa mungkin menggunakan sistem perkantoran yang pengarsipannya berupa softcopy.
5.      Hindari membeli produck dengan kemasan sachet. Prtimbangkan untuk membeli kemasan besar dibandingkan kemasan sachet, walopun selisih harga, paling tidak produck yang kita beli lebih awet dan tidak cepat habis
6.      Selalu bawa kantong sendiri saat berbelanja ke supermarket sehingga meminimalisir jumlah kantong plastik yang kamu rencanakan sebagai sampah dibumi.
Langkah Sederhana Lainnya Dengan Menjalankan Resolusi Greenpeace Berikut:
ü  Mengurangi makan daging atau jadi vegetarian
ü  Pilihlah buah dan sayuran local
ü  Bersepeda ria
ü  Rumah yang lebih efisien. Dengan hemat air dan listrik.
ü  Menggunakan peralatan rumah yang bebas racun
ü  Gunakan peralatan elektronik sepanjang tahun
ü  Habiskan banyak waktu di luar ruangan

                         III.            PENUTUP
Pada intinya dunia akan selamat dari efek global warming jika siapapun peduli dengan lingkungan. Dengan ringan melakukan langkah-langkah sederhana tersebut di atas. Mulai dari diri sendiri, mengajak orang lain melakukan hal yang sama. Niscaya dunia kan terjaga.

                         IV.            DAFTAR PUSTAKA
Setiabudi , danang .2010.”selamatkan bumi dari monster plastic” ,                                                                               (http://danangsetiabudi.wordpress.com, diakses 11 juni 2011 )
Kompas , 7 Desember  2011. “ selamatkan bumi dari penggunaan plastic “, hlm. 10.
Soetomo,budi.1998. Lingkungan hijau. Jakarta: Pustaka Rakyat









ARTIKEL
Selamatkan Bumi dengan Kantong Plastik
Disusun guna Memenuhi Tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen pengampu : Ikha Listiyani



Disusun Oleh:
Rosdiana Dwijayanti
10120310
3F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG 
2011