RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : ..................................
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : IV / 2
Alokasi Waktu : 2
x 35 menit
A.
STANDAR KOMPETENSI :
5.
Mengarkan pembacaan pantun.
B.
KOMPETENSI DASAR :
5.2 Menirukan pembacaan pantun anak dengan
lafal dan intonasi yang tepat.
C.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
§ Siswa dapat menirukan pembacaan pantun
anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.
§ Siswa mendengarkan pembacaan pantun
§ Siswa menirukan pembacaan pantun
§ Siswa menjelaskan isi pantun dengan cara
menjawab pertanyaan
v Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab ( responsibility
) Berani ( courage ) dan Ketulusan ( Honesty )
D.
MATERI:
§ Pantun anak
§ Gambar yang berhubungan dengan pantun
E.
METODE PEMBELAJARAN:
§ Pemberian tugas
§ Ceramah
F.
KEGIATAN PEMBELAJARAN:
§ Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
–
Mengawali proses pembelajaran
dengan berdo’a
–
Memeriksa daftar hadir siswa
–
Menyampaikan indicator
pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran
–
Guru
menjelaskan kepada siswa untuk memperhatikan gambar ketika mendengarkan
pembacaan pantun, karena gambar tersebut berhubungan dengan pantun yang
dibacakan.
§ Inti
&
Eksplorasi
Dalam
kegiatan eksplorasi, guru:
F Guru membacakan pantun anak dengan suara yang
jelas sambil menunjukkan gambar yang menceritakan tentang isi pantun.
F
Siswa
mendengarkan guru membacakan pantun sambil memperhatikan gambar yang menceritakan isi pantun pada buku
Bina Bahasa Indonesia
& Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru:
F Siswa menirukan guru membacakan tiga buah pantun
yang terdapat pada lampiran buku Bina Bahasa Indonesia 4b dengan lafal dan
intonasi yang tepat.
F Siswa mencatat ketiga pantun tersebut ke dalam
buku tugasnya.
F Guru mengajukan pertanyaan tentang isi pantun yang
dibacakan.
F
Siswa
menjawab pertanyaan dengan
mendiskusikan bersama kelompoknya.
& Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa
F
Guru bersama
siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
§ Kegiatan Penutup
Dalam
kegiatan penutup, guru:
F
Siswa
diminta mencari pantun anak bersama kelompoknya.
Kemudian, membacakannya di depan kelas dengan lafal dan intonasi yang tepat.
G.
ALAT DAN SUMBER:
§ Standar Isi
§ Buku Bina Bahasa Indonesia 4b
§ Surat kabar dan majalah anak.
H.
PENILAIAN:
Indikator
Pencapaian
|
Teknik
Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
· Menirukan
pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat
· Menjawab
pertanyaan ten tang isi pantun
|
Teknis tes: tertulis
Non tes: perbuatan
|
Bentuk: produk dan penugasan
Instrumen: daftar tugas
|
· Jelaskan
isi pantun dengan cara menjawab pertanyaan!
|
_____________________________________________________________________________
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
& Produk ( hasil diskusi )
No.
|
Aspek
|
Kriteria
|
Skor
|
1.
|
Konsep
|
*
semua benar
*
sebagian besar benar
*
sebagian kecil benar
* semua salah
|
4
3
2
1
|
& Performansi
No.
|
Aspek
|
Kriteria
|
Skor
|
1.
2.
3.
|
Pengetahuan
Praktek
Sikap
|
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
* aktif Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
|
4
2
1
4
2
1
4
2
1
|
LEMBAR PENILAIAN
No
|
Nama Siswa
|
Performan
|
Produk
|
Jumlah
Skor
|
Nilai
|
||
Pengetahuan
|
Praktek
|
Sikap
|
|||||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
|
|
|
|
|
|
|
CATATAN
:
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal
) X 10.
@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat
penilaian KKM maka diadakan Remedial.
............, ......................20 ...
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru
Mapel Bahasa Indonesia.
.................................. ..................................
NIP : NIP
:
Lampiran
I.
Landasan teori
Gardner (1983) berhasil
mengidentifikasi tujuh macam kecerdasan, yang kemudian dikenal sebagai
kecerdasan ganda (Multiple Intelligence) atau biasa disingkat dengan MI.
Ketujuh jenis kecerdasan tersebut adalah musical/rhythmic
intelligence bodily/kinesthetic intelligence, logical/mathematical intelligence, visual/spatial
intelligence, verbal/linguistic intelligence, interpersonal
intelligence, dan intrapersonal
intelligence (dalam perkembangannya ditambah satu jenis kecerdasan sehingga
menjadi delapan, yakni naturalistic intelligence).
1.
Kecerdasan musical
Kecerdasan musikal
dibuktikan dengan adanya rasa sensitif terhadap nada, melodi, irama musik.
Orang-orang yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain ; komposer,
konduktor, musisi, kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif
terhadap unsur suara
2.
Kecerdasan Kinesthetic
Jenis kecerdasan
ini berkaitan dengan pengendalian gerakan badan. Pengenalian gerakan badan ini
terletak di korteks motoris dengan
setiap belahan otak mendominasi atau mengendalikan gerakan badan di sisi
yang berlawanan (Gardner, 1983). Orang yang cerdas secara kinesthetic akan
lebih mudah menirukan dan menciptakan gerakan. Seorang olahragawan yang cerdas
kinesthetic akan dapat menyelesaikan dan mencari alternatif gerakan.
Penyelesaian gerakan tentu berbeda dengan penyelesaian persamaan matematika,
sehingga dalam hal ini orang yang cerdas gerak badan boleh jadi tidak cerdas
secara matematik dan sebaliknya.
3. Kecerdasan logical/mathematical
Kecerdasan
ini ditandai dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan angka-angka
dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi dalam pemikiran..
Seseorang yang cerdas secara logika-matematika seringkali tertarik dengan pola
dan bilangan/angka-angka. Mereka belajar dengan cepat operasi bilangan dan
cepat memahami konsep waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan
informasi secara matematik. Kecerdasan ini amat penting karena akan membantu
mengembangkan keterampilan berpikir dan logika seseorang. Dia menjadi mudah
berpikir logis karena dilatih disiplin mental yang keras dan belajar menemukan
alur piker yang benar atau tidak benar. Di samping itu juga kecerdasan ini dapat
membantu menemukan cara kerja, pola, dan hubungan, mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah, mengklasifikasikan dan mengelompokkan, meningkatkan
pengertian terhadap bilangan dan yang lebih penting lagi meningkatkan daya
ingat.
4.
Kecerdasan visual/spatial
Kecerdasan
ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci gambaran
visual yang terdapat di sekitarnya. Seorang seniman dapat memiliki kemampuan
persepsi yang besar. Bila mereka melihat sebuah lukisan, mereka dapat melihat adanya
perbedaan yang tampak di antara goresan-goresan kuas, meskipu orang lain tidak
mampu melihatnya. Dengan mengamati sebuah foto, seorang fotografer dapat
membuat analisis mengenai kelemahan atau kekuatan dari foto tersebut seperti
arah datangnya cahaya, latar belakang, dan sebagainya, bahkan mereka dapat
memberi jalan keluar bagaimana seandainya foto itu ditingkatkan kualitasnya. Kecerdasan ini sangat dituntut pada profesi-profesi seperti
fotografer, seniman, navigator, arsitek. Pada orang-orang ini dituntut untuk
melihat secara tepat gambaran visual dan kemudian member arti terhadap gambaran
tersebut.
5.
Kecerdasan verbal/linguistik
Kecerdasan bahasa
berisi kemampuan untuk berfikir dengan kata-kata dan menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan arti yang kompleks. Contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan
bahasa yaitu
- Pengarang
- Penyair
- Wartawan
- Pembicara
- Pembaca berita
6. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas
yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat memahami dan dapat melakukan interaksi
secara fektif dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat
dari beberapa oranng seperti; guru yang sukses, pekerja sosial, aktor,
politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kecerdasan interpersonal
merupakan salah satu faktor yang sangat kesuksesan seseorang.
7. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam
bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan
menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang
lain.
8.
Kecerdasan naturalistik
Keahlian mengenali dan mengkategorikan
spesies-flora dan fauna di lingkungannya. Para pecinta alam adalah contoh orang
tergolong sebagai orang – orang yang memiliki kecerdasan ini.
Konsep MI merupakan kritik terhadap Psychometric yang
biasa digunakan untuk mengukur kecerdasan manusia yang hanya bertumpu pada
kekuatan otak kiri manusia. Selama
ini pengukuran kecerdasan hanya pada aspek kuantitatif (logical) dan verbal.
Manusia yang memiliki skor rendah berdasarkan tes tersebut dianggap memiliki
tingkat kecerdasan rendah atau biasa disebut IQ (intelligence quotion) rendah.
Pengukuran kecerdasan dengan IQ dalam perkembangannya dianggap tidak
representatif, karena ada banyak fakta manusia dengan IQ rendah tetapi ternyata
dalam hidupnya lebih sukses daripada orang yang mempunyai tingkat IQ tinggi.
Orang dengan IQ yang pas-pasan ternyata dapat mempunyai keahlian yang hebat
dalam bidang-bidang tertentu, seperti ahli melukis, ahli olah raga, ahli
menyanyi, dan lain-lain. Kekuatan yang mendorong tes-tes MI adalah bahwa
tes-tes yang biasa dilakukan inkonsisten terhadap teori-teori ilmiah besar yang
mapan. MI bukanlah suatu domain atau disiplin ilmu tersendiri. Konsep MI
merupakan suatu jenis konstrak baru, tetapi MI tidak sama dengan style atau
gaya pembelajaran, gaya kognitif, atau gaya bekerja (Gardner, 1995).
MI sebagai suatu konsep baru
berdampak pada pembuatan desain dan kurikulum sekolah. Teori MI
menganjurkan bahwa ada beberapa
kecerdasan manusia yang relatif
independen dan dapat dijadikan mode dan dikombinasikan dalam
keserbaragaman cara agar sesuai dengan masing-masing individu dan budaya.
Independensi masing-masing jenis kecerdasan ini dapat ditunjukkan pada kasus
orang tidak dapat menguasai matematika, tetapi dia amat cepat membuat atau
memahami arti keindahan sebuah lukisan atau komposisi lagu. Kasus lainnya,
seorang yang tidak dapat memiliki kemampuan verbal dan spatial tetapi sangat
cerdas dalam gerak/kinesthetik. Dalam diri manusia mungkin terdapat satu, dua,
tiga atau lebih jenis kecerdasan yang menonjol. Jenis kecerdasan ini meungkin
selanjutnya berkaitan dengan learning
style dan life style.
MI
dan Perubahan Paradigmatik Pembelajaran
Teori MI melahirkan suatu paradigma baru
dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Pertama, perubahan pola pikir para guru. Pola pikir yang
dimaksud dalam hal ini adalah para guru harus mengubah cara berpikir bahwa di
dalam kelas tidak ada siswa yang bodoh, apalagi beranggapan bahwa sebagian
siswa cerdas, sebagian sedang-sedang saja, dan sebagian lainnya tidak cerdas.
Dengan kata lain, guru harus memandang bahwa pada dasarnya semua siswa adalah
cerdas, cerdas dalam aspek yang berbeda-beda. Kedua,
perubahan desain dan strategi pembelajaran. Berdasarkan asumsi bahwa setiap
siswa mempunyai jenis kecerdasan yang berbeda, maka guru perlu membuat desain
pembelajaran yang variatif. Desain pembelajaran yang variatif dimaksudkkan
untuk memberi ruang kepada siswa dengan cara belajar yang berbeda. Ada siswa
yang mudah belajar dengan cara melihat
dengan komposisi warna-warna tertentu, ada yang mudah menangkap dengan cara
memberikan gerakan-gerakan, ada yang dapat denganmendengar atau hanya dengan
abstraksi saja.
Sebagai
sebuah konsep baru, aplikasi teori kecerdasan ganda di kelas masih dalam proses
eksploratif. Masing-masing guru dapat menerapkannya dengan berbagai cara.
Menurut Armstrong (2004) belum ada petunjuk standar yang harus diikuti,
gagasan-gagasan yang dikumukakan oleh para ahli selama ini barulah sebatas
usulan, seperti Armstrong sendiri mengusulkan pembelajaran dilakukan secara
tematis dengan memperhatikan keunikan atau jenis kecerdasan yang menonjol pada
setiap anak..
Kritik terhadap MI
Kemunculan MI sebagai sebuah
konstruk baru pada tahun 1983 telah menimbulkan reaksi baik dari kalangan ahli
psikologi maupun para ahli/praktisi pendidikan. Beberapa
kritikus yang gencar antara lain Susan W Mills(Frostburg State University),
Morgan, Elliot Eisner, Stenberg, dan
lain-lain. Beberapa isi dari kritik tersebut antara lain:
- Para ahli banyak yang bingung dengan konstruk MI tersebut, apakah ia termasuk sebuah domain atau sebuah disiplin.
- MI sulit dibedakan dengan sesuatu yang ada pada learning style, cognitive style, atau working style.
- Ada banyak macam jenis kecerdasan yang belum tercakup dalam konstruk MI Gardner, seperti kemampuan seseorang untuk memahami goresan lukisan, membuat/menghadirkan suatu kondisi benda pada sebuah kanvas, dan lain-lain.
- Definisi kecerdasan musical tidak jelas dan tidak cukup untuk menunjuk kemampuan tersebut, karena untuk menghasilkan kerja musik diperlukan pula bodily-kinesthetic, musical inttelegency.
- Teori MI
tidak kompatibel dengan g (general intelelligence).
- Teori MI
sebenarnya hamper sama dengan teori yang ada pada psychometric, hanya
cakupannya yang ditambah.
- Sulit
melakukan pengetesannya, karena dengan demikian perlu ada 7 atau 8 set
alat tes. Terhadap kritik ini Gardner menyanggah bahwa sederet tes akan
inkonsisten dengan sejumlah teori yang telah mapan.
Tabel Kecenderungan dan
Metode Belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan Kecerdasan Ganda
JENIS KECERDASAN
|
KECENDERUNGAN /
KEGEMARAN
|
METODE BELAJAR
|
Bahasa
/ Verbal
|
Ø Membaca
Ø Mendengar
Ø Menulis
Ø Bercerita
Ø Bermain kata
|
ü Membaca
ü Menulis
|
Matematis Logis
|
Ø Bereksperimen
Ø Tanya jawab
Ø Menjawab teka – teki
logis
|
ü Berhitung
ü Aplikasi rumus
ü Eksperimen
|
Spasial
|
Ø Mendesain
Ø Menggambar
Ø Berimajinasi
Ø Membuat sketsa
|
ü Observasi
ü Menggambar
ü Mewarnai
ü Membuat peta
|
Kinestetik tubuh
|
Ø Menari
Ø Berlari
Ø Melompat
Ø Meraba
Ø Member isyarat
|
ü Membangun
ü Mempraktekkan menari
ü Ekspresi
|
Musikal
|
Ø Bernyanyi
Ø Bersiul
Ø Bersenandung
|
ü Menyanyi
ü Menghayati lagu
ü Memainkan instrument
musik
|
Interpersonal
|
Ø Memimpin
Ø Berorganisasi
Ø Bergaul
Ø Menjadi moderator
|
ü Kerjasama dan interaksi
dengan orang lain
|
Intrapersonal
|
Ø Menyusun tujuan
Ø Meditasi
Ø Imajinasi
Ø Membuat rencana
Ø Merenung
|
ü Berfikir filosofi
ü Analitis
ü Berfikir reflektif
|
Naturalis
|
Ø Bermain dengan flora dan
fauna
Ø Mengamati alam
Ø Menjaga lingkungan
|
ü Observasi alam
ü Mengidentifikasi
karakteristik flora fauna
|
II.
Analisa
RPP
KEGIATAN PEMBELAJARAN:
§ Pendahuluan
& Apersepsi
dan Motivasi
:
§ Mengawali
proses pembelajaran dengan berdo’a ( kecerdasan spiritual dan interpersonal
karena guru mengajak anak untuk memulai segala sesuatu dengan berdoa’a dan
mendidik salah satu anak untuk memimpin do’a .)
§ Memeriksa daftar hadir siswa (kecerdasan interpersonal karena
disini guru menggunakan kecerdasan interpersonalnya untuk memahami diri sendiri
dan bertindak dalam memeriksa kehadiran siswa. )
§ Menyampaikan indicator pencapaian kompetensi dan tujuan
pembelajaran ( kecerdasan verbal karena guru dituntut untuk bisa
menyampaikan indicator pencapaian kompetensi dengan tujuan untuk menciptakan kemampuan merangkai kata – kata secara efektif baik
lisan maupun tertulis. )
§ Guru menjelaskan kepada siswa untuk memperhatikan gambar ketika
mendengarkan pembacaan pantun, karena gambar tersebut berhubungan dengan pantun
yang dibacakan. ( kecerdasan verbal dan kecerdasan spasial karena guru dituntut
untuk bisa memunculkan imajinasi siswa dalam memahami gambar yang berhubungan
dengan pantun yang dibacakan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan arti yang
kompleks. )
§ Inti
& Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
§
Guru
membacakan pantun anak dengan suara yang jelas sambil menunjukkan gambar yang
menceritakan tentang isi pantun. ( kecerdasan
intrapersonal , kecerdasan spasial , dan kecerdasan verbal karena guru berperan
sebagai contoh / pemimpin cara membaca pantun dengan berimajinasi menggunakan
bahasa yang ekspresif sehingga siswa dapat mudah memahami dan mempraktekkan
langsung apa yang telah dicontohkan. )
§ Siswa mendengarkan guru membacakan pantun sambil
memperhatikan gambar yang
menceritakan isi pantun pada buku Bina Bahasa Indonesia ( kecerdasan
spasial dan kecerdasan intrapersonal karena siswa dituntut untuk mewakili diri
mereka sendiri melalui kemampuannya untuk berimajinasi agar dapat memahami arti
dari isi pantun tersebut. )
& Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
§
Siswa
menirukan guru membacakan tiga buah pantun yang terdapat pada lampiran buku
Bina Bahasa Indonesia 4b dengan lafal dan intonasi yang tepat. ( kecerdasan musical, kecerdasan kinestetik dan kecerdasan verbal
karena siswa dituntut untuk mengekspresikan isi pantun dengan gerakan yang
tepat menggunakan intonasi dan rangkaian kata yang tepat. )
§
Siswa
mencatat ketiga pantun tersebut ke dalam buku tugasnya. ( kecerdasan verbal dan interpersonal karena masing – masing siswa
diharapkan dapat memunculkan kemampuan menulis pantun menggunakan kata – kata
yang efektif disertai dengan rasa tanggung jawab pada diri sendiri terhadap
tugas masing – masing. )
§
Guru
mengajukan pertanyaan tentang isi pantun yang dibacakan. ( kecerdasan interpersonal karena guru berperan sebagai pemimpin
dalam kegiatan Tanya jawab / diskusi dalam kelas. )
§ Siswa menjawab pertanyaan dengan mendiskusikan bersama
kelompoknya. ( kecerdasan
intrapersonal dan mathematic logis karena masing – masing individu bertanggungjawab
atas berjalannya diskusi kelompok dan memikirkan jawaban dari pertanyaan
tersebut secara logis. )
& Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
§
Guru bertanya
jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa ( kecerdasan
interpersonal karena guru berperan sebagai pembimbing dalam menjawab pertanyaan
tentang hal yang belum diketahui sebelumnya oleh siswa. )
§ Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan
dan penyimpulan ( kecerdasan mathematic logis dan kecerdasan verbal karena guru dituntut untuk menyimpulkan
dan memberi gambaran kepada siswa tentang hal – hal yang selama ini mereka
ketahui tentang pantun dengan merangkai kata dengan baik dan logis agar hal
tersebut dapat dipahami dengan mudah oleh siswa. )
§ Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
§ Siswa diminta mencari pantun
anak bersama kelompoknya. Kemudian, membacakannya di depan kelas dengan lafal
dan intonasi yang tepat. ( kecerdasan interpersonal , keerdasan verbal
dan kecerdasan kinestetik karena disini siswa diberikan tanggungjawab untuk
mencari pantun secara kelompok dan membacakannya dengan rangkaian kata yang
indah serta intonasi yang tepat disertai gerakan yang tepat. )
Analisis Rpp
Berdasarkan
multiple inteligency
Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah strategi belajar
mengajar
Dosen pengampu : Ida Noorhida S,pd
Di susun oleh
Rosdiana Dwijayanti
10120310
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2012
2012