Kamis, 05 April 2012

analisis RPP bahasa indonesia (tugas SBM )


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah                       :           ..................................
Mata Pelajaran          :           Bahasa Indonesia
Kelas / Semester        :           IV / 2
Alokasi Waktu           :           2 x 35 menit

A.    STANDAR KOMPETENSI :
      5.   Mengarkan pembacaan pantun.

B.     KOMPETENSI DASAR :
      5.2 Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.

C.    TUJUAN PEMBELAJARAN :
§  Siswa dapat menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.
§  Siswa mendengarkan pembacaan pantun
§  Siswa menirukan pembacaan pantun
§  Siswa menjelaskan isi pantun dengan cara menjawab pertanyaan

v Karakter siswa yang diharapkan :   Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab ( responsibility ) Berani ( courage ) dan Ketulusan ( Honesty )

D.    MATERI:
§  Pantun anak
§  Gambar yang berhubungan dengan pantun

E.     METODE PEMBELAJARAN:
§  Pemberian tugas
§  Ceramah

F.     KEGIATAN PEMBELAJARAN:
§  Pendahuluan
Apersepsi  dan Motivasi :
     Mengawali proses pembelajaran dengan berdo’a
     Memeriksa daftar hadir siswa
     Menyampaikan indicator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran
     Guru menjelaskan kepada siswa untuk memperhatikan gambar ketika mendengarkan pembacaan pantun, karena gambar tersebut berhubungan dengan pantun yang dibacakan.
§  Inti
& Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Guru membacakan pantun anak dengan suara yang jelas sambil menunjukkan gambar yang menceritakan tentang isi pantun.
F Siswa mendengarkan guru membacakan pantun sambil memperhatikan gambar yang menceritakan isi pantun pada buku Bina Bahasa Indonesia
& Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F Siswa menirukan guru membacakan tiga buah pantun yang terdapat pada lampiran buku Bina Bahasa Indonesia 4b dengan lafal dan intonasi yang tepat.
F Siswa mencatat ketiga pantun tersebut ke dalam buku tugasnya.
F Guru mengajukan pertanyaan tentang isi pantun yang dibacakan.
F Siswa menjawab pertanyaan dengan mendiskusikan bersama kelompoknya.
& Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
F Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan
§  Kegiatan Penutup
      Dalam kegiatan penutup, guru:
F Siswa diminta mencari pantun anak bersama kelompoknya. Kemudian, membacakannya di depan kelas dengan lafal dan intonasi yang tepat.

G.    ALAT DAN SUMBER:
§  Standar Isi
§  Buku Bina Bahasa Indonesia 4b
§  Surat kabar dan majalah anak.

H.    PENILAIAN:
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
·  Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat
·  Menjawab pertanyaan ten   tang isi pantun
Teknis tes: tertulis
Non tes: perbuatan

Bentuk: produk dan penugasan
Instrumen: daftar tugas
·  Jelaskan isi pantun dengan cara menjawab pertanyaan!
_____________________________________________________________________________

FORMAT KRITERIA PENILAIAN      
&  Produk ( hasil diskusi )
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1

&  Performansi
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.



2.



3.
Pengetahuan



Praktek



Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan

* aktif  Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif

* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1

4
2
1

4
2
1

 LEMBAR PENILAIAN
No
Nama Siswa
Performan
Produk
Jumlah
Skor
Nilai
Pengetahuan
Praktek
Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.








   CATATAN :
  Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.



                                                                                        ............, ......................20 ...
        Mengetahui                                                                               
        Kepala Sekolah                                                     Guru Mapel Bahasa Indonesia.



          ..................................                                            ..................................
NIP :                                                                     NIP :

Lampiran

                                                                                                                                             I.            Landasan teori
Gardner (1983) berhasil mengidentifikasi tujuh macam kecerdasan, yang kemudian dikenal sebagai kecerdasan ganda (Multiple Intelligence) atau biasa disingkat dengan MI. Ketujuh jenis kecerdasan tersebut adalah musical/rhythmic intelligence bodily/kinesthetic intelligence, logical/mathematical intelligence, visual/spatial intelligence, verbal/linguistic intelligence, interpersonal intelligence, dan  intrapersonal intelligence (dalam perkembangannya ditambah satu jenis kecerdasan sehingga menjadi delapan, yakni naturalistic intelligence).
1.     Kecerdasan musical
Kecerdasan musikal dibuktikan dengan adanya rasa sensitif terhadap nada, melodi, irama musik. Orang-orang yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain ; komposer, konduktor, musisi, kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif terhadap unsur suara
2.    Kecerdasan Kinesthetic
            Jenis kecerdasan ini berkaitan dengan pengendalian gerakan badan. Pengenalian gerakan badan ini terletak di korteks motoris dengan  setiap belahan otak mendominasi atau mengendalikan gerakan badan di sisi yang berlawanan (Gardner, 1983). Orang yang cerdas secara kinesthetic akan lebih mudah menirukan dan menciptakan gerakan. Seorang olahragawan yang cerdas kinesthetic akan dapat menyelesaikan dan mencari alternatif gerakan. Penyelesaian gerakan tentu berbeda dengan penyelesaian persamaan matematika, sehingga dalam hal ini orang yang cerdas gerak badan boleh jadi tidak cerdas secara matematik dan sebaliknya.
3.    Kecerdasan logical/mathematical
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi dalam pemikiran.. Seseorang yang cerdas secara logika-matematika seringkali tertarik dengan pola dan bilangan/angka-angka. Mereka belajar dengan cepat operasi bilangan dan cepat memahami konsep waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi secara matematik. Kecerdasan ini amat penting karena akan membantu mengembangkan keterampilan berpikir dan logika seseorang. Dia menjadi mudah berpikir logis karena dilatih disiplin mental yang keras dan belajar menemukan alur piker yang benar atau tidak benar. Di samping itu juga kecerdasan ini dapat membantu menemukan cara kerja, pola, dan hubungan, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengklasifikasikan dan mengelompokkan, meningkatkan pengertian terhadap bilangan dan yang lebih penting lagi meningkatkan daya ingat.
4.    Kecerdasan visual/spatial
         Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci gambaran visual yang terdapat di sekitarnya. Seorang seniman dapat memiliki kemampuan persepsi yang besar. Bila mereka melihat sebuah lukisan, mereka dapat melihat adanya perbedaan yang tampak di antara goresan-goresan kuas, meskipu orang lain tidak mampu melihatnya. Dengan mengamati sebuah foto, seorang fotografer dapat membuat analisis mengenai kelemahan atau kekuatan dari foto tersebut seperti arah datangnya cahaya, latar belakang, dan sebagainya, bahkan mereka dapat memberi jalan keluar bagaimana seandainya foto itu ditingkatkan kualitasnya. Kecerdasan ini sangat dituntut pada profesi-profesi seperti fotografer, seniman, navigator, arsitek. Pada orang-orang ini dituntut untuk melihat secara tepat gambaran visual dan kemudian member arti terhadap gambaran tersebut.
5.    Kecerdasan verbal/linguistik
Kecerdasan bahasa berisi kemampuan untuk berfikir dengan kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan arti yang kompleks. Contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan bahasa yaitu
  • Pengarang
  • Penyair
  • Wartawan
  • Pembicara
  • Pembaca berita
6.    Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat memahami dan dapat melakukan interaksi secara fektif dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat dari beberapa oranng seperti; guru yang sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kecerdasan interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat kesuksesan seseorang.

7.    Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang lain.
8.    Kecerdasan naturalistik
Keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna di lingkungannya. Para pecinta alam adalah contoh orang tergolong sebagai orang – orang yang memiliki kecerdasan ini.

Konsep MI merupakan kritik terhadap Psychometric yang biasa digunakan untuk mengukur kecerdasan manusia yang hanya bertumpu pada kekuatan otak kiri manusia. Selama ini pengukuran kecerdasan hanya pada aspek kuantitatif (logical) dan verbal. Manusia yang memiliki skor rendah berdasarkan tes tersebut dianggap memiliki tingkat kecerdasan rendah atau biasa disebut IQ (intelligence quotion) rendah. Pengukuran kecerdasan dengan IQ dalam perkembangannya dianggap tidak representatif, karena ada banyak fakta manusia dengan IQ rendah tetapi ternyata dalam hidupnya lebih sukses daripada orang yang mempunyai tingkat IQ tinggi. Orang dengan IQ yang pas-pasan ternyata dapat mempunyai keahlian yang hebat dalam bidang-bidang tertentu, seperti ahli melukis, ahli olah raga, ahli menyanyi, dan lain-lain. Kekuatan yang mendorong tes-tes MI adalah bahwa tes-tes yang biasa dilakukan inkonsisten terhadap teori-teori ilmiah besar yang mapan. MI bukanlah suatu domain atau disiplin ilmu tersendiri. Konsep MI merupakan suatu jenis konstrak baru, tetapi MI tidak sama dengan style atau gaya pembelajaran, gaya kognitif, atau gaya bekerja (Gardner, 1995).
MI sebagai suatu konsep baru berdampak pada pembuatan desain dan kurikulum sekolah. Teori MI menganjurkan  bahwa ada beberapa kecerdasan manusia yang relatif  independen dan dapat dijadikan mode dan dikombinasikan dalam keserbaragaman cara agar sesuai dengan masing-masing individu dan budaya. Independensi masing-masing jenis kecerdasan ini dapat ditunjukkan pada kasus orang tidak dapat menguasai matematika, tetapi dia amat cepat membuat atau memahami arti keindahan sebuah lukisan atau komposisi lagu. Kasus lainnya, seorang yang tidak dapat memiliki kemampuan verbal dan spatial tetapi sangat cerdas dalam gerak/kinesthetik. Dalam diri manusia mungkin terdapat satu, dua, tiga atau lebih jenis kecerdasan yang menonjol. Jenis kecerdasan ini meungkin selanjutnya berkaitan dengan learning style dan life style.

MI dan Perubahan Paradigmatik Pembelajaran
            Teori MI melahirkan suatu paradigma baru dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Pertama, perubahan pola pikir para guru. Pola pikir yang dimaksud dalam hal ini adalah para guru harus mengubah cara berpikir bahwa di dalam kelas tidak ada siswa yang bodoh, apalagi beranggapan bahwa sebagian siswa cerdas, sebagian sedang-sedang saja, dan sebagian lainnya tidak cerdas. Dengan kata lain, guru harus memandang bahwa pada dasarnya semua siswa adalah cerdas, cerdas dalam aspek yang berbeda-beda.  Kedua, perubahan desain dan strategi pembelajaran. Berdasarkan asumsi bahwa setiap siswa mempunyai jenis kecerdasan yang berbeda, maka guru perlu membuat desain pembelajaran yang variatif. Desain pembelajaran yang variatif dimaksudkkan untuk memberi ruang kepada siswa dengan cara belajar yang berbeda. Ada siswa yang mudah belajar dengan  cara melihat dengan komposisi warna-warna tertentu, ada yang mudah menangkap dengan cara memberikan gerakan-gerakan, ada yang dapat denganmendengar atau hanya dengan abstraksi saja.
            Sebagai sebuah konsep baru, aplikasi teori kecerdasan ganda di kelas masih dalam proses eksploratif. Masing-masing guru dapat menerapkannya dengan berbagai cara. Menurut Armstrong (2004) belum ada petunjuk standar yang harus diikuti, gagasan-gagasan yang dikumukakan oleh para ahli selama ini barulah sebatas usulan, seperti Armstrong sendiri mengusulkan pembelajaran dilakukan secara tematis dengan memperhatikan keunikan atau jenis kecerdasan yang menonjol pada setiap anak..   

Kritik terhadap MI
Kemunculan MI sebagai sebuah konstruk baru pada tahun 1983 telah menimbulkan reaksi baik dari kalangan ahli psikologi maupun para ahli/praktisi pendidikan. Beberapa kritikus yang gencar antara lain Susan W Mills(Frostburg State University), Morgan,  Elliot Eisner, Stenberg, dan lain-lain. Beberapa isi dari kritik tersebut antara lain:
  1. Para ahli banyak yang bingung dengan konstruk  MI tersebut, apakah ia termasuk sebuah domain atau sebuah disiplin.
  2. MI sulit dibedakan dengan sesuatu yang ada pada learning style, cognitive style, atau working style.
  3. Ada banyak macam jenis kecerdasan yang belum tercakup dalam konstruk MI Gardner, seperti kemampuan seseorang untuk memahami goresan lukisan, membuat/menghadirkan suatu kondisi benda pada sebuah kanvas, dan lain-lain.
  4. Definisi kecerdasan musical tidak jelas dan tidak cukup untuk menunjuk kemampuan tersebut, karena  untuk menghasilkan kerja musik diperlukan pula bodily-kinesthetic, musical inttelegency.
  5. Teori MI tidak kompatibel dengan  g (general intelelligence).
  6. Teori MI sebenarnya hamper sama dengan teori yang ada pada psychometric, hanya cakupannya yang ditambah.
  7. Sulit melakukan pengetesannya, karena dengan demikian perlu ada 7 atau 8 set alat tes. Terhadap kritik ini Gardner menyanggah bahwa sederet tes akan inkonsisten dengan sejumlah teori yang telah mapan.

Tabel  Kecenderungan dan Metode Belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan Kecerdasan Ganda
JENIS KECERDASAN
KECENDERUNGAN /
KEGEMARAN
METODE BELAJAR
Bahasa / Verbal
Ø  Membaca
Ø  Mendengar
Ø  Menulis
Ø  Bercerita
Ø  Bermain kata

ü  Membaca
ü  Menulis

Matematis Logis
Ø  Bereksperimen
Ø  Tanya jawab
Ø  Menjawab teka – teki logis
ü  Berhitung
ü  Aplikasi rumus
ü  Eksperimen
Spasial
Ø  Mendesain
Ø  Menggambar
Ø  Berimajinasi
Ø  Membuat sketsa
ü  Observasi
ü  Menggambar
ü  Mewarnai
ü  Membuat peta
Kinestetik tubuh
Ø  Menari
Ø  Berlari
Ø  Melompat
Ø  Meraba
Ø  Member isyarat
ü  Membangun
ü  Mempraktekkan menari
ü  Ekspresi
Musikal
Ø  Bernyanyi
Ø  Bersiul
Ø  Bersenandung
ü  Menyanyi
ü  Menghayati lagu
ü  Memainkan instrument musik
Interpersonal
Ø  Memimpin
Ø  Berorganisasi
Ø  Bergaul
Ø  Menjadi moderator
ü  Kerjasama dan interaksi dengan orang lain
Intrapersonal
Ø  Menyusun tujuan
Ø  Meditasi
Ø  Imajinasi
Ø  Membuat rencana
Ø  Merenung
ü  Berfikir filosofi
ü  Analitis
ü  Berfikir reflektif
Naturalis
Ø  Bermain dengan flora dan fauna
Ø  Mengamati alam
Ø  Menjaga lingkungan
ü  Observasi alam
ü  Mengidentifikasi karakteristik flora fauna
















                                                                                                                                        II.            Analisa RPP

KEGIATAN PEMBELAJARAN:

§  Pendahuluan
& Apersepsi  dan Motivasi :
§  Mengawali proses pembelajaran dengan berdo’a ( kecerdasan spiritual dan interpersonal karena guru mengajak anak untuk memulai segala sesuatu dengan berdoa’a dan mendidik salah satu anak untuk memimpin do’a .)
§ Memeriksa daftar hadir siswa (kecerdasan interpersonal karena disini guru menggunakan kecerdasan interpersonalnya untuk memahami diri sendiri dan bertindak dalam memeriksa kehadiran siswa. )
§ Menyampaikan indicator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran ( kecerdasan verbal karena guru dituntut untuk bisa menyampaikan indicator pencapaian kompetensi dengan tujuan untuk menciptakan kemampuan  merangkai kata – kata secara efektif baik lisan maupun tertulis. )
§ Guru menjelaskan kepada siswa untuk memperhatikan gambar ketika mendengarkan pembacaan pantun, karena gambar tersebut berhubungan dengan pantun yang dibacakan. ( kecerdasan verbal dan kecerdasan spasial karena guru dituntut untuk bisa memunculkan imajinasi siswa dalam memahami gambar yang berhubungan dengan pantun yang dibacakan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan arti yang kompleks. )
§  Inti
& Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
§  Guru membacakan pantun anak dengan suara yang jelas sambil menunjukkan gambar yang menceritakan tentang isi pantun. ( kecerdasan intrapersonal , kecerdasan spasial , dan kecerdasan verbal karena guru berperan sebagai contoh / pemimpin cara membaca pantun dengan berimajinasi menggunakan bahasa yang ekspresif sehingga siswa dapat mudah memahami dan mempraktekkan langsung  apa yang telah dicontohkan. )
§  Siswa mendengarkan guru membacakan pantun sambil memperhatikan gambar yang menceritakan isi pantun pada buku Bina Bahasa Indonesia ( kecerdasan spasial dan kecerdasan intrapersonal karena siswa dituntut untuk mewakili diri mereka sendiri melalui kemampuannya untuk berimajinasi agar dapat memahami arti dari isi pantun tersebut. )
& Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
§  Siswa menirukan guru membacakan tiga buah pantun yang terdapat pada lampiran buku Bina Bahasa Indonesia 4b dengan lafal dan intonasi yang tepat. ( kecerdasan musical, kecerdasan kinestetik dan kecerdasan verbal karena siswa dituntut untuk mengekspresikan isi pantun dengan gerakan yang tepat menggunakan intonasi dan rangkaian kata yang tepat. )
§  Siswa mencatat ketiga pantun tersebut ke dalam buku tugasnya. ( kecerdasan verbal dan interpersonal karena masing – masing siswa diharapkan dapat memunculkan kemampuan menulis pantun menggunakan kata – kata yang efektif disertai dengan rasa tanggung jawab pada diri sendiri terhadap tugas masing – masing.  )
§  Guru mengajukan pertanyaan tentang isi pantun yang dibacakan. ( kecerdasan interpersonal karena guru berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan Tanya jawab / diskusi dalam kelas. )
§  Siswa menjawab pertanyaan dengan mendiskusikan bersama kelompoknya.            ( kecerdasan intrapersonal dan mathematic logis karena masing – masing individu bertanggungjawab atas berjalannya diskusi kelompok dan memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut secara logis. )
& Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
§  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa ( kecerdasan interpersonal karena guru berperan sebagai pembimbing dalam menjawab pertanyaan tentang hal yang belum diketahui sebelumnya oleh siswa. )
§  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan ( kecerdasan mathematic logis dan kecerdasan verbal karena guru dituntut untuk menyimpulkan dan memberi gambaran kepada siswa tentang hal – hal yang selama ini mereka ketahui tentang pantun dengan merangkai kata dengan baik dan logis agar hal tersebut dapat dipahami dengan mudah oleh siswa. )
§  Kegiatan Penutup
      Dalam kegiatan penutup, guru:
§  Siswa diminta mencari pantun anak bersama kelompoknya. Kemudian, membacakannya di depan kelas dengan lafal dan intonasi yang tepat. ( kecerdasan interpersonal , keerdasan verbal dan kecerdasan kinestetik karena disini siswa diberikan tanggungjawab untuk mencari pantun secara kelompok dan membacakannya dengan rangkaian kata yang indah serta intonasi yang tepat disertai gerakan yang tepat. )



















Analisis Rpp
Berdasarkan multiple inteligency
Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah strategi belajar mengajar  
Dosen pengampu : Ida Noorhida S,pd


Di susun oleh
Rosdiana Dwijayanti
10120310

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS  ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2012